Wakil Bupati Bojonegoro, Dr. Setyo Hartono menyempatkan menyuapi anak yatim di Mojorejo Kecamatan Ngraho, Selasa, 29 Agustus 2017.
Kehadiran beliau di Mojorejo sebenarnya dalam rangka pembinaan aparatur desa dan lembaga-lembaga desa. Kegiatan roadshow yang sudah dimulai beberapa bulan terakhir intinya adalah menyampaikan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, khususnya dalam menjawab issu-issu kebijakan Pemerintah Kabupaten yang menjadi perbincangan masyarakat.
Dalam uraian yang dikemas dalam bahasa humor beliau menjelaskan issu yang tengah berkembang di masyarakat. Pertama, issu pengisian lowongan jabatan perangkat desa. Kedua, persoalan pendataan petani melalui penerbitan kartu tani. Ketiga, penuntasan anak drop out /putus sekolah sehingga terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia Bojonegoro , ke empat penundaan usia nikah demi generasi sehat dan keterbukaan publik yang harus dilaksanakan oleh SKPD Kabupaten Bojonegoro.
Dalam hal pengisian lowongan jabatan perangkat desa beliau menjelaskan bahwa kekosongan jabatan perangkat desa sebenarnya cukup menggenggu kinerja administrasi pemerintahan desa dan layanan masyarakat. Tetapi karena penyusunan regulasi, perda dan Perbup, yang harus memperhatikan masukan banyak pihak maka proses penetapan cukup memakan waktu. Nah ketika kran pengisian di buka Setyo Hartono berpesan agar masyarakat percaya penuh kepada mekanisme yang tercantum dalam regulasi. "Kepada pelamar jangan percaya pada pihak manapun yang menjanjikan dapat meloloskan ujian penyaringan" demikian beliau memberikan garis tegas. Berkenaan dengan pendataan petani melalui penerbitan kartu tani, Wakil Bupati berpesan kepada Camat, Kepala Desa dan Kepala UPT pertanian Wilayah agar kebutuhan pupuk petani sesuai RDKK dapat memenuhi harapan petani akan ketersediaan pupuk.
Sementara itu salah satu issu yang berpengaruh besar terhadap perkembangan Bojonegoro ke depan adalah kualitas sumberdaya manusia yang masih harus di dorong. Maka kebijakan penyaluran DAK (Dana Alokasi Khusus) pendidikan yang diberikan kepada siswa dalam menuntaskan wajib belajar 12 tahun beliau berpesan untuk dituntaskan bersama-sama antara pemerintah kabupaten dan komponen masyarakat. Menjawab pertanyaan salah satu tokoh pemuda yang menanyakan komitmen pemerintah kabupaten saat masa jabatan hampir berakhir beliau menandaskan komitmen pemerintah kabupaten terhadap persoalan pendidikan, salah satunya adalah tidak memangkas anggaran DAK Pendidikan, meskipun suasana keuangan Pemerintah Kabupaten sedang tidak bagus.
Selain itu, sebagaimana pesan langsung beliau kepada Kepala UPT Pendidikan wilayah I (Margomulyo dan Ngraho) agar memberdayakan sarjana-sarjana pendidikan untuk membantu persoalan pendidikan. "Berikan kesempatan kepada Sarjana Pendidikan, khususnya Sarjana Pendidikan Agama untuk mengisi kekosongan guru karena purna tugas" perintah beliau. Drs. Sukardjo, M. Pd, Kepala UPT Pendidikan menyatakan sanggup.
Sementara itu, untuk penanganan anak putus sekolah/drop out, Camat Ngraho, Drs. Moh. Saipurrohim melaporkan "khususnya untuk persoalan anak putus sekolah/drop out di Desa Mojorejo dan Payaman kami telah mengkoordinasikan penyelesaian persoalan ini dengan Kepala Desa, Ka. UPT Pendidikan dalam wilayah dan Kepala Sekolah swasta di desa itu agar bersinergi menyelesaikan persoalan ini".
Untuk penanganan issu nikah usia dini Wakil Bupati Bojonegoro berpesan kepada Kepala KUA agar dapat membantu mengerem niatan nikah usia dini atas potensi resiko persalinan resiko tinggi dan dampak-dampak lain yang mengangganggu indikator IPM (indeks Pembangunan Manusia) Bojonegoro.
Dalam pembinaan yang dihadiri oleh seluruh perangkat desa, pengurus lembaga-lembaga desa Mojorejo, Jajaran Kepala Desa se Kecamatan Ngraho dan Kepala UPTD/B dalam wilayah, Setyo Hartono juga menekankan pentingnya diciptakan pemerintah desa yang transparan, akuntabel dan partisipatif. "Sudah seharusnya Kepala Desa terbuka kepada masyarakat dan pemangku kepentingan agar persoalan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan bisa diselesaikan di tingkat desa dengan semangat musyawarah. Jangan sedikit sedikit di laporkan ke atas. Selesaikan di desa dulu dengan pendekatan kearifan lokal. Saya kira, kalau Kepala Desa bisa menjalankan prinsip itu, percepatan peningkatan ekonomi masyarakat desa dan pertumbuhan ekonomi masyarakat akan lebih cepat tercapai", demikian beliau memaparkan dan berpesan.
Sementara itu, kegiatan santunan yatim piatu kali ini dijadikan sebagai momen penutup dari rangkaian Peringatan HUT ke-72 Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 2017 Kecamatan Ngraho. Setelah Wakil Bupati, secara bergantian Camat, Kapolsek, Dan Ramil 0813/15 Ngraho, Ka. UPT Pendidikan wilayah I dan Kepala KUA menyuapkan nasi yang sudah dipersiapkan panitia ke yatim secara bergiliran. Terakhir adalah Kepala Desa Mojorejo. Dan sebagai kenang-kenangan, kegiatan ini di tutup dengan foto bersama.